Pages

Saturday, September 27, 2014

Laporan praktikum Ikhtiologi



I.                   PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Menurut Raharjo ( 2011 ), ikhtiologi ditinjau dari akar katnanya berasla dari kata Yunani yaitu ikhtyos yang artinya ikan, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian, ikhtiologi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan ikan. Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkugan air. Pada klasifikasi taksonomik, ikan disatukan dalam kelas pisces, bahkan beberapa ahli memasukan dalam superkelas.
Pengetahuan ikan terus berkembang seiring berjalanya waktu. Dilihat dari perkembanganya, pengetahuan tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan yang selalu ada pada diri manusia tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan keterangan yang berkaitan dengan jenis ikan yang dimanfaatkan. Ikan dalam fungsinya sebagai sumber protein yang besar bagi kebutuhan dan kelengkapan gizi manusia, sehingga mengharuskan manusia untuk mempelajari lebih lanjut tentang ikan.
 Catatan-catatan yang dituliskan atau dipahatkan orang pada dinding goa atau batu, orang mengenal ikan hanya beberapa ribu tahun sebelum masehi, maka dari fosil yang ditemukan dapat diketahui bahwa keberadaan ikan yang tertua dibumi terjadi pada 470 juta tahun yang lalu. Periode itu berdasarkan sejarah geologi disebut periode ordovician. Fosil tersebut berupa potongan ikan Ostracoderm (kelas Petraspidomorphy) yang ditemukan pada deposit bahari. Ikan ini diberi nama Sacabambaspis janveri dari Bolivia. Ikan tertua yang sekarang masih hidup adalah kelompok Dipnoi (ikan paru-paru) yang muncul pada periode awal Devonian. Diperairan Manado tua ditemukan ikan raja laut (Latimeria menadoensis) yang disangka telah punah sehingga ikan ini disebut sebagai fosil hidup.
   
1.2.      Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Ikhtiologi adalah sebagai berikut:
1.    Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi (bentuk luar) tubuh ikan dari berbagai jenis habitat (tawar, payau, dan laut), baik dari ikan Osteichthyes (Teleostei) maupun ikan Chondrichthyes (Elasmobranchia).
2.    Mempelajari dan mengetahui beberapa sistem organ tubuh pada beberapa jenis ikan secara sectioanatomis, antara lain:
a.  Sistem Digestoria
b.      Sistem Muscularis
c.       Sistem Circulatoria
d.      Sistem Respiratoria
e.       Sistem Skeleton
f.       Sistem Urogenitalia
g.      Sistem Genitalis
h.      Sistem Organon visus
i.        Sistem  Nervorum Centrale
3.    Membuat dan mengetahui suatu deskripsi tentang ciri-ciri luar yang nampak serta pengukurannya antar bagian tubuh ikan serta membandingkannya sebagai kunci identifikasi, antara lain:
a.    Rumus sirip
b.  Bentuk dan tipe sisik
c.       Bentuk dan tipe  ekor
d.      Bentuk dan tipe mulut
e.       Bentuk dan jumlah filamen  pada insang
f.       Perbandingan antara bagian tubuh ikan, seperti fork length (panjang hingga cabang ekor), standart length (panjang standar), total length (panjang total), diameter mata, panjang dan lebar kepala, panjang predorsal, tinggi badan, tinggi batang ekor serta ukuran panjang sirip-siripnya
g.      Tanda-tanda khusus seperti finlet, scute, spines, adiphose fin, dan sebagainya
4.    Mengidentifikasi jenis-jenis ikan ditunjang dengan buku-buku identifikasi yang dianjurkan.
  1. FAO Spesies Indentification Seat for Fisiries Purpose Vol. 1-4.
  2. Saanin, H. 1968. Taksononi dan Kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Bina Cipta. Jakarta.
5.    Membuat klasifikasi ikan sesuai dengan aturan yang telah ada.

1.3.      Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Ikhtiologi dilaksanakan pada hari hari kamis       30 Mei 2013 di Laboratorium Hidrobiologi, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Ikan
Menurut Rahardjo (2011), bentuk luar atau morfologi tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat hidup ikan. Dengan kata lain, habitat atau lingkungan di mana ikan itu hidup berpengaruh pada bentuk tubuh, macam-macam organ tubuh dan pergerakan serta tingkah lakunya. Morfologi ikan yang terlihat antara lain: bentuk tubuh, sisik, ekor, sirip, mulut dan warna tubuh dimana antara ikan yang satu dengan yang lain berbeda menurut jenisnya. Habitat atau lingkungan di mana ikan hidup sangat berpengaruh terhadap bentuk tubuh dan macam-macam ikan. Hal itu juga sangat mempengaruhi perbedaan cara hidup dan tingkah laku ikan dari satu habitat ke habitat yang lainnya.
2.1.1. Sisik
Sebagian besar ikan tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berasal dari lapisan kulit yang dinamakan dermis, sehingga kulit sering disebut sebagai rangka dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis , yaitu plakoid, kosmoid, ganoid sikloid, dan stenoid. Sisik palkoid terdiri atas lempengan dasar berbentuk lingkaran atau persegi empat yang tertanam pada lapisan dermsis kulit dan bagian yang menonjol di luar epidermis (Raharjo, 2011).
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalam sisik, sisik dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
5
1. Sisik Ganoid
Tersusun dari garam-garam ganoide, bentuk hampir menyerupai belah ketupat. Umumnya terdapat pada ikan-ikan bertulang rawan, misalnya pada ikan Acipenceridae, Lepisostidae, Polyodontidae dan Polyterus. Sisik jenis ini memiliki tiga lapisan, yaitu:
a. Gonoide (garam-garam anorganik yang sangat keras).
b. Cosmid (lapisan non seluler yang sangat kuat).
c. Isopedine (didalamnya terdapat pembuluh darah kecil).
2. Sisik Cosmoid
Terdiri dari beberapa lapis, dari luar adalah vitrodentine (dilapisi semacam enamel), cosmin (merupakan lapisan yang kuat dan noncelluler), dan isopedine. Sisik jenis ini umumnya hanya terdapat pada jenis ikan fosil dan ikan primitif atau ikan-ikan jenis kuno. Contoh ikan bertipe sisik ini adalah Latimeria Chalumnae.
3. Sisik Placoid
Mirip bunga mawar dengan dasar bulat atau persegi (bujur sangkar). Memiliki bagian yang menonjol seperti duri yang muncul dari epidermis dan terletak merebah ke belakang di bawah kulit. Sisik jenis ini biasanya hampir terdapat pada semua jenis ikan yang bertulang rawan (Elasmobranchia).
4. Sisik Cycloid
Bentuk bulat, mempunyai lingkaran, tipis dan transparan serta pada bagian belakang menyerupai gerigi. Bagian anterior tertanam dan bagian posterior muncul ke permukaan dengan warna gelap yang mengandung butir-butir pembawa warna (kromatopor). Lingkaran sirkulir yang menebal pada sisik ini disebut annulus.
6
5. Sisik Ctenoid
Sisik ini disebut juga sisik sisir karena mempunyai bentuk agak persegi yang menyerupai sisir.
Di daerah yang mempunyai empat musim, sisik dapat digunakan untuk menentukan umur ikan. Circulus selalu bertambah selama ikan hidup. Pada musim dingin pertumbuhan ikan sangat lambat, dan jarak antara Circulus yang satu dengan yang lainnya menjadi sempit sekali, bahkan biasanya tampak seperti berhimpitan. Circulus yang berhimpitan ini dinamakan Annulus yang terjadi setahun sekali.
2.1.2. Sirip
Menurut Rahardjo (2011), dalam melakukan gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh, ikan menggunakan sirip-siripnya. Selain sebagai alat gerak dan keseimbangan tubuh, pada beberapa jenis ikan, sirip mempunyai fungsi tambahan atau berubah fungsi. Fungsi tambahan tersebut misalnya sebagai alat peraba, penyalur sperma, dan lain–lain. Sirip ikan terdiri dari atas lima macam, yakni sirip dorsal (sirip punggung), sirip caudal (sirip ekor), sirip anal (sirip dubur), sirip ventral (sirip perut), dan sirip pectoral (sirip dada). Tiga jenis sirip pertama dinamakan pula sebagai sirip tunggal, dan dua jenis terakhir dimasukkandalam golongan sirip ganda karena jumlahnya dua (sepasang). Sirip dorsal pada beberapa ikan terdiri atas dua lembar, seperti pada ikan belanak, namun tidak dapat dikatakan sirip ganda.
2.1.3. Bentuk Tubuh
Selain memiliki pola dasar yang sama, umumnya ikan mempunyai bentuk tubuh yang simetris bilateral. Bentuk tubuh yang seperti itu adalah suatu bentuk tubuh yang bila dipotong secara sagital maka bagian yang kanan dan kiri akan
7
merupakan bagian yang mirip bayangan cermin. Bentuk tubuh berkaitan dengan gerakan ikan maupun dengan tempat ikan itu hidup sebagai upaya penyesuaian diri dengan lingkungan, terutama lingkungan fisik perairan. Beberapa ikan mempunyai bentuk tubuh yang panjang, dengan potongan melintang yang bundar dan ujung ekor yang meruncing, misalnya ikan belut (Monopterus albus). Bentuk seperti anak panah juga terdapat pada ikan yaitu suatuu bentuk tubuh iakn yang memanjang dengan sirip–sirip tunggalnya terletak jauh ke arah belakang dekat dengan sirip ekor. Bentuk bola adalah bentuk tubuh ikan yang membulat seperti bola. Terdapat juga ikan–ikan yang bentuk tubuhnya mendatar secara dorsoventral dimana nisbah antara tinggi badan dengan lebar badan sangat kecil (Rahardjo, 2011).
2.1.4. Warna tubuh
Tubuh ikan mempunyai warna yang bermacam- macam. Hewan vertebrata, hanya burung yang mampu mengimbangi dalam hal keanekaan dan keindahan warna tubuh. Perbedaanya dengan hewan lain, pada tubuh ikan warna dan polanya dapat berubah. Umumnya warna ikan jantan lebih cemerlang daripada ikan betina. Pewarnaan ini bertujuan untuk menarik perhatian betina, dan dapat pula digunakan untuk mengancam jantan lainnya.
2.1.5. Tipe mulut
Letak mulut satu spesies ikan dapat berbeda dengan spesies lainnya. Selain letaknya yang berlainan, mulutpun mempnyai bentuk yang bermacam–macam. Bentuk mulut ternyata berkaitan erat dengan kebiasaan makan. Ikan yang biasa mencari makan di dasar perairan umumnya mempunyai mulut yang dapat disembulkan, misalnya ikan petek, sedangkan ikan pemburu mangsa mempunyai
8
mulut yang tidak dapat disembulkan. Bentuk mulut yang melengkung seperti belalai dimiliki oleh ikan Campylomormyrus elephas. Mulut dibatasi oleh bibir yang merupakan tulang rawan tipis dan lentur (Raharjo, 2011)
2.1.6. Tipe ekor
Menurut Raharjo (2011), macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang bundar, berpinggiran tegak, berlekuk tunggal, berlekuk ganda, garpu, bulan sabit dan baji.
Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu:
a. Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari bagian dorsal hingga ventral., contoh ikan gurame (Osphronemus gouramy)
b. Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari bagian dorsal hingga ventral, contoh ikan nila (Oreochromis niloticus)
c. Bentuk ekor pada ikan sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal antara lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tambakan (Helostoma temminckii).
d. Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung ke luar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat lekukan yang dalam, contoh ikan tongkol (Squalus sp.)
e. Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Rastrelliger sp.)
f. Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing), contoh ikanbelut (Monopterus albus).
9
2.2. Anatomi ikan
2.2.1. Sistem digestoria
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mdah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ ini umumnya terletak di depan lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usu depan. Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini menempel pada bagian bawah hati, dengan bentuk yang bermacam- macam (bulat, lonjong, memanjang, dan lain-lain). Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Pankres menhasilkan ezim pencernaan yakni protease dan karbohidrase (Raharjo, 2011).
2.2.2. Sistem muscularia
Menurut Raharjo (2011), otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam gerak ikan. Dilihat dari struktur histologis otot, ikan mempunayai tiga macam otot, yakni otot bergaris, otot licin, dan otot jantung. Selain otot sebagai organutama , gerak ikan yang dilakukan secara aktif melibatkan berbagai organ tunbuh, antara lain rangka dan gelembung gas. Ikan mempunyai otot utama yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Ditinjau dari sifatnya dikenal otot yang bersifat voluntary (sifat kontraksinya dipengaruhi oleh saraf sadar), meliputi otot rangka. Otot yang sifatnya involuntary (otot yang sifat kontraksinya tidak dipengaruhi oleh saraf sadar), meliputi otot jantung.
10
2.2.3. Sistem circulatoria
Sistem peredaran darah pada ikan termasuk sistem peredaran darah tunggal yaitu dalam peredarannya hanya sekali melewati jantung. Darah merupakan fluida bersubstansi terlarut dan suspensi dari eritrosit, leukosit, dan beberapa bahan lain. Berikut adalah organ yang terdapat pada sistem circulatoria:
1. Jantung
Jantung ikan bentuknya sangat variatif dan tergantung jenis ikannya. Pada dasarnya jantung tediri dari dua ruang, yaitu atrium yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding tebal. Pada jantung terdapat sinus venosus (ruang tambahan berdinding tipis), berfungsi menampung darah dari ductus cuveri dan vena hepaticus lalu mengirimnya ke atrium. Antara sinus venosus dan atrium terdapat katup sinuatral. Darah kemudian dikirim ke ventrikal. Vetrikal memompa dan mengalirkan darah ke truncus arteriosus lalu ke conus arteriosus. Khusus pada Elasmobranchia, conus berkembang dengan baik tanpa mempunyai bulbus arteriosus. Sebagian besar Teleostei, conus arteriosusnya telah tereduksi menjadi struktur yang sangat kecil tetapi bulbus arteriosusnya berkembang baik.
2. Pembuluh darah
Pembuluh darah pada ikan terdiri dari:
a. Pembuluh darah utama, yaitu pembuluh darah dorsal dan ventral yang terletak sejajar memanjang sepanjang tubuh ikan.
b. Pembuluh darah cabang yang menuju hampir ke seluruh bagian tubuh ikan.
11
2.2.4. Sistem sceleton
Rangka berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh, melindungi organ dalam tubuh dan berperan dalam pembentukan sel darah merah. Sistem skeleton mempunyai rangka visceral yaitu rangka yang terdiri dari semua bagian tulang lengkung insang dan derivatnya. Rangka visceral ini menyokong insang dan mengelilingi faring, terdapat 7 tulang lengkung insang, 2 tulang lengkung insang pertama menjadi bagian tulang tengkorak dan 5 tulang lengkung insang lainnya sebagai penyokong insang. Ikan yang termasuk kedalam elasmobranchia, tiap lengkung insang terdiri dari beberapa potong rawan yang digabung jadi jeruji basal.
2.2.5. Sistem respiratoria
Alat pernapasan ikan dapat digolongkan ke dalam organ pernapasan akuatik dan pernapasan udara. Organ pernapasan akuatik terdiri atas insang dalam yakni insang yang terletak di dalam rongga insang, dan insang luar yakni insang yang berbeda di luar rongga insang yang biasanya ditemukan pada stadia embrio atau larva pada beberapa jenis ikan. Organ pernapasan udara adalah oragan yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara bebas (Raharjo, 2011).
Menurut Fujaya (2004), pada ikan tertentu terdapat insang tambahan yang dinamakan Arborescent. Aboerescent terletak di bagian atas rongga insang berbentuk seperti bunga karang. Sel permukaannya tipis dan terdapat banyak kapiler darah. Ikan yang memmpunyai organ ini anatar lain Clarias dan Heterobranchus. Insang jarang sekali ditemukan bahwa insang dapat digunakan untuk mengambil oksigen dari
12
lingkungan udara. Ikan Hypopomus lembaran insang berkembang dan menyesuaikan dengan fungsinya untuk pernapasan udara.
2.2.6. Sistem urogenitalia
Sistem urogenitalia merupakan gabungan sistem urinaria dan sistem genitalis. Kedua sistem tersebut memiliki fungsi berbeda tetapi berhubungan sangat erat dengan adanya pembuluh darah dan lubang pelepasan yang digunakan bersama. Ikan termasuk hewan heteroseksual, artinya perbedaan antara sel kelamin jantan dan betina jelas. Perbedaan secara mikro dapat diketahui, misalnya dengan kita memijat pada bagian di atas porus urogenotalia pada jantan, maka ikan mengeluarkan cairan putih seperti susu. Sedangkan pada ikan betina akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan. Alat perkembangbiakkan ikan yaitu gonade, gonade pada jantan disebut testis dan pada betina disebut ovarium, namun ada juga ikan yang mempunyai kedunya terseebut, yaitu ovarium dan testis. Menurut Raharjo (2011), Organ reproduksi ikan dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad disebut testis dan pada ikan betina disebut dengan ovarium. Umumnya ikan bersifat biseksual, namun ditemukan pula sebagian ikan bersifat uniseksual. Struktur genital pada ikan dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebelum sampai pada lubang pelepasan, spermatozoa yang berasal dari testis ierlebih dahulu melalui vasa eferentia ( saluran bebentuk kumparan ), epididymis, vasa deferntia (saluran sperma). Ikan membuang sisa-sisa metabolismenya melalui saluran pencernaan dan kulit. Sebagian besar pembuangan sisa metabolisme melalui ginjal. Ginjal mempunyai dua tipe anatomi dasar, yaitu pronephros dan mesonephros.
13
2.2.7. Sistem organon visus Menurut Saanin (1968), pada sistem ini pada ikan pada dasarnya sama seperti hewan-hewan lain, dimana sistem optik tersebut terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya : 1. Cornea Berfungsi menutup bagian muka dari biji mata, cornea merupakan bagian transparan dari biji mata. 2. Iris Berfungsi untuk membentuk pupil dan mengatur jumlah cahaya yang masuk pada retina. 3. Lensa Merupakan bagian transparan, biasanya terbuat dari protein. 4. Pupil Berfungsi memberi warna atau pigmen pada mata. 5. Retina Berfungsi untuk menerima cahaya. 6. Sclera Berfungsi sebagai membran yang menutupi kornea.
2.2.8. Sistem nervorum central
Menurut Raharjo (2011), otak ikan terletak dalam rongga neukronium yang dilindungi oleh tulang – tulang kepala, dikelilingi oleh cairan serebrospinal dan oleh suatu kumpulan lemak yang mengisi rongga kranial. Otak ikan merupakan pembesaran ujung anterior sumsum tulang punggung. Baik otak maupun sumsum
14
tulang punggung keduanya luank dan berwarna keputihan. Sumsum tulang punggung keluar dari rongga neukronium melalui foremen magnum dan memanjang sepanjang tubuh ikan pada saluran neural vertebrae.
2.3. Taksonomi ikan
Menurut Saanin (1968), menyatakan bahwa taksonomi atau sistematika ialah suatu ilmu mengenai klasifikasi jasad. Istilah taksonomi berasal dari perkataan junani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan nomos berarti hokum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuhan. Tujuan taksonomi hanya dapat dicapai dengan usaha bersama. Taksonomi merupakan cara untuk mengelompokkan spesies tertentu berdasarkan ciri-cirinya. Taksonomi didefinisikan sebagai teori dan praktik untuk mengklasifikasikan makhluk hidup Perkataan sistematika berasal dari "bahasa Yunani "systema" yang digunakan untuk sistem-sistem klasifikasi yang disusun oleh ahli-ahli pengetahuan alam di masa silam.
2.3.1. Identifikasi
Menurut Saanin (1968), menyatakan bahwa Identifikasi atau tingkat analisis ialah mengelompokan yang begitu beraneka ragam dalam alam ke dalam berbagai kelompok yang mudah dikenal, untuk menetapkan ciri-ciri penting dari kelompok ini dan untuk senantiasa mencari perbedaan yang tetap antara kelompok itu. Di samping itu ahli harus memberikan nama ilmiah kepada kelompok itu untuk memungkinkan pemberian pengakuan kepadanya oleh para ahli di seluruh dunia. Ahli biologi telah menyadari pentingnya identifikasi yang tepat, banyak sekali genera yang mempunyai species yang secara morfologi tidak berbeda, perbedaannya terletak dalam sifat fisiologisnya.
15
2.3.2. Klasifikasi
Menurut Saanin (1968), menyatakan bahwa klasifikasi atau tingkat sintetis pengenalan dan deskripsi yang seksama dari spesies. Menciptakan klasifikasi pada hakekatnya sama dengan pekerjaan mengidentifikasi jasad, hanya untuk klasifikasi diperlukan lebih banyak spekulasi dan pemikiran teoritis. Ahli taksonomi harus memutuskan, apakah dua jasad yang bentuknya sama dianggap termasuk ke dalam satu spesies atau dua. Umumnya menyusun suatu klasifikasi dilakukan dengan menetapkan suatu definisi dari suatu kelompok atau kategori menurut skala hierarki. Suatu pengenalan ciri-ciri biologis dan deskriptif secara teliti dan tepat dari ikan dapat diartikan sebagai identifikasi atau tingkat analisis. Oleh karena itu keuntungan dan kerugian dari taksonomi sebagian besar berasal dari pengetahuan, teori, dan metode yang dipergunakan sebagai bahan penyusunannya.
Berikut adalah urutan klasifikasi:

  •  Kingdom
  •  Phylum
  •  Sub phylum
  •  Class
  •  Sub class
  •   Ordo
  •  Famili
  •  Genus
  •  Spesies

Cintailah dia biasa-biasa saja... ya "dia" bukan "Dia"

Cintailah dia biasa-biasa saja...

Mungkin kata ini sangat tepat bagi kalian yang baru mengenal Cinta, ya walaupun sebenarnya belum tahu pasti apa itu cinta. Jangan sampai kalian menyesal denganya, karena terlalu mencintai akan sulit berhenti sedihnya yang ternyata dia yang dicintai memutuskan pergi begitu saja. Jangan pula kalian terlalu longgar memegangnya,karena akan ada penyesalan yang tak berkesudahan setelah menyadari dia begitu berharga.
Akan sulit jika nanti kau terlalu erat memegangnya setelah kau tahu dia pergi begitu saja,.. Dan tanpa sebuah kata pun. Hanya kesedihan yang akan kau dapatkan dan begitu merasa kehilangan.
 Hati yang menjadi kunci kadang memang tak bisa dipaksakan untuk tidak terlalu mencintai. Kadang dia begitu erat memegang cinta itu hingga takut untuk kehilanganya.  Resah, gelisah inilah yang dirasakan saat  hati terlalu mencintai. Inilah yang akan menjadi buah dari kehancuran hati, maka jadilah pengendali hati handal yang selalu bisa menata hati, mengarhakan hati pada kebahagiaan sejati bukan pada cinta yang menyengsarakan diri. Mintalah pada "Dia" pemilik hati agar tak ada sesuatu pun yang lebih dicintai daripada Nya. Tempatkanlah "Dia" pada urutan teratas cinta kita, peganglah erat cinta Nya karena seerat apapun cinta kepada Nya tak akan membuatmu resah karena "Dia" tak akan pernah meninggalkanmu dan selalu ada didekatmu tepatnya lebih dekat dari urat nadimu, ya sedekat itu "Dia" ada bersamamu. Jangan kau samakan cinta Nya dengan cinta mahluknya, karena bisa saja dia (mahluk) meningglaknmu saat kau terlalu erat memgangnya. Jadikanlah cintamu kepada "Dia" lebih dari cintamu kepada mahluknya. Cintailah "Dia", maka mahluk-mahluk Nya yang mencintai Nya  boleh jadi akan mencintaimu pula dan disanalah kau akan menemukan cinta yang suci, yang sejati yang berasal dari kecintaanmu kepada Nya.